Survei Studio Proses @ Bekasi

Bekasi, itu memang kota tempat tinggal saya sedari kecil. Tapi ke Bekasi kali ini sangat berkesan, selain karena berkunjung ke Kabupaten yang belum pernah terpikir untuk saya kunjungi sebelumnya, perjalanan dengan teman-teman selama seminggu inilah yang memberikan banyak pelajaran tentang bekerja tim, sabar menahan panas dan berpetualang ditempat baru tentunya.

Perjalanan dimulai pada hari Sabtu, 20 Maret 2010. Jarkom SMS meminta kami datang jam 6 pagi, namun ketika saya datang jam 6.30 ternyata bis belum datang dan kabarnya akan datang jam9. Sayapun memutuskan untuk pulang kembali ke kost-an dan melanjutkan tidur yang kurang malamnya, karena bingung membereskan barang bawaan dan tas apa yang saya pakai alhasil saya baru tidur jam 1.30 dini hari. Jam 9.30 bis-pun berangkat dari kampus ITB menuju Bekasi. Anehnya saya masih juga mengantuk dalam perjalanan. Didukung suasana yang sepi, sayapun kembali melanjutkan tidur pagi itu. Bis tiba diasramahaji Bekasi kuranglebih pukul 11.30, lalu dilanjutkan ronawal keliling kabupaten Bekasi, Tambun, Cikarang, Cibitung dan Jababeka. Di Jababeka, kami sempat berhenti sebentar untuk berfoto didanau yang katanya adalah lokasi pemasangan tiang pancang kelas jauh ITB, namun entah mengapa pembangunan terhenti, hingga lokasi itu berubah menjadi seperti danau buatan. Kami tiba kembali diasrama haji bekasi pukul 5 sore, dilanjutkan dengan briefing untuk survei hari pertama, Minggu 21 Maret 2010. 

Hari pertama survei berjalan cukup lancar. Kebetulan saya kelompok 1 yang mendapat lokasi paling jauh, yaitu Kecamatan Cabangbungin. Yang terletak di utara kabupaten Bekasi. Awalnya banyak gosip yang mengatakan bahwa lokasi kecamatan itu sangat jauh, perjalanan bisa sampai 5 jam, jalanan sangat rusak, bahkan ga ada dipeta. Ternyata itu salah, jalan 90% hotmix, perjalanan sekitar 2jam, petanya juga jelas. Alhamdulilah. sesampai disana kami langsung menuju kantor kecamatan untuk izin meminjam rumah dinas untuk menginap, ternyata kami harus membuat surat izin dari Kesbang dulu untuk lebih resminya. Hari itu kami hanya berhasil menyebar 16 dari 75 kuesioner, karena kami juga melakukan ronawal, yang bagi kelompok lain telah dilakukan sebelumnya. Hal pertama yang dirasakan saat turun dari mobil adalah panaass. Walaupun rumah saya di Bekasi juga, tapi yang ini panasnya beda, lebih menyengat. Mungkin karena dekat dengan laut dan mayoritas lahan adalah sawah, tidak ada pohon ynag rindang disana. Dari 10 kuesioner awal kami sudah bisa memprediksi bahwa lebih dari 80% kegiatan perdagangan disini tidak memiliki keterkaitan dengan kawasan indusri Kabupaten Bekasi. Mayoritas masyarakat bertani, sekitar 90%. Sangat jarang ada warga yang bekerja keluar dari daerah itu, mereka bekerja dari, di dan untuk wilayah mereka sendiri.


Hari kedua, waktu kami cukup banyak terbuang karena harus ke kantor Kesbang, untuk menuju kesana saja kami nyasar 2x dan cukup lama menunggu suratnya yang ternyata belum dibuat. Akhirnya kami tiba di kecamatan Cabangbungin pukul 13.30 langsung survei ke desa yang belum kami kunjungi kemarin. Lalu  pukul 15.00 bertemu pak camat dan menyimpan barang-barang kami dirumahnya. Kemudian setelah sholat kamipun melanjutkan survei. Sebelum survei, kami mengunjungi pintu air yang saat itu sedang dikerumuni banyak warga yang cemas karena air yang hampir meluap. Saat mewawancarai warga tadi, sebenarnya sudah adawarga yang memberikan peringatan pada kami "Loh ngapain dek, kok survei kegiatan industri kesini? ga bakal ada hubungannya, mending pulang cepetan sebelum banjirnya meluap, tanggulnya mau jebol lhoo!" tetpai setelah mendapat penjelasan dari pak camat, rasa takut kami menghilang sedikit. Tapi rasa takut kami muncul lagi ketika mendapat laporan dariwarga "dek, liat tuh kalo mau survei, dinding tanggulnya udah retak, tinggal jebol aja." saya, eneng, fazil, andi dan edwin bingung. Tapi yang paling panik adalah eneng, dia langsung melapor pada ketua studio kami kak atung, dan kami langsung disuruh cepat pulang sebelum terjadi apa-apa, ditambah cuaca saat itu yang juga mendung. Kemudian kami berdiskusi sebentar dan memutuskan untuk tetap melakukan survei. pukul 16.00 saat kami sedang berpencar untuk menyebar kuesioner, tiba-tiba suasana menjadi sangat rusuh. Orang-orang berlarian membawa barang keluar kecamatan, motor-motor berkecepatan tinggi, ada juga mobil elf yang tiba-tiba berhenti mendadak dan berbalik arah ambil mengajak warga untuk naik demi keselamatan mereka. Kamipun ditinggal oleh para pedagang yang sedang kami wawancara. Mereka semua panik, ada yang berteriak "jebool jebool!" ada yang menangis dipinggir jalan, pedagang-pedagangpun sibuk menutup tokonya. Kamipun ikut panik, setelah semua berkumpul ditempat awal, kami segera naik ke mobil dan tanpa berpikir panjang langsung berbalik arah keluar kecamatan menuju kota Bekasi. Beberapa menit kemudian kami mengirim sms kepada perwakilan dari kecamatan Cabangbungin, melaporkan bahwa kami terpaksa pergi tanpa pamit dulu, karena ada berita banjir dari warga dan bermaksud untuk menitipkan barang-barang kami sementara waktu. Dan anehnya, bapak yang kami kirimkan sms hanya menjawab "Oh ya? kok saya ngga tau ya? disini nggak ada apa-apa tuh."  Kamipun semakin bingung, tapi karena perintah dari dosen dan ketua studio untuk pulang kamipun pulang. Hari ini kami hanya berhasil menyebarkan 12 kuesioner.

Hari ketiga, kami sudah positif untuk pindah kecamatan ke Karang Bahagia. Namun sebelum itu kami harus mengambil barang ke kecamatan Cabangbungin itu. Setelah bapak camat menelepon salah satu teman kami dan mengatakan bahwa kondisi disana aman, barulah kami berangkat. Sesampai disana kami tidak langsung pergi ke kecamatan yang baru, tetapai berniat untuk memasak semua makanan yang awalnya kami rencanakan untuk makan kami selama 2hari menginap dikecamatan itu. Akhirnya puku 15.00 kami baru meninggalkan kecamatan tersebut untuk melanjutkan sisa survei dikecamatan Karang Bahagia. Hari ini kami sepakat untuk menghabiskan seluruh kuesioner untuk kegiatan perdagangan informal sebanyak 47 kuesioner, setelah mengurangi total 75 kuesioner dengan yang udah kami peroleh di Kecamatan Cabangbungin. Kendala yang kami dapatkan dikecamatam ini berbeda dengan yang sebelumnya. Walaupun sama-sama jarang akan kegiatan perdagangan, tidak teraglomerasi, batas wilayah kecamatan inipun tidakjelas. Alhasil kamipun berhasil menyelesaikan seluruh kuesioner hingga pukul 22.00, tanpa mengikuti evaluasi harian diasrama. 

Hari keempat, kami melanjutkan survei kembali untuk mencari data tentang kegiatan perdagangan formal. Berdasarkan daftar yang telah kami dapat dari disperindag dan dilakukan pengambilan cluster sampling didapatkan 20 list utama alamat kegiatan perdagangan formal dikecamatan ini. Alamatnya sangat acak, dan tidak jelas. Hanya Nama kecamatan, desa dan RT, RW. Alhasil setelah terjadi sedikit pertengkaran, karena ada teman kami yang merasa tidak nyaman memakai celana panjang, namun dianjurkan oleh teman yang lain, padahal aat itu cuaca sangat panas. Akhirnya kamipun berpencar. Salah satu teman kami naik ojek agar dapat menelusuri jalan-jalan tikus yang tidak bisa dilalui mobil. Sampai sore hari pukul 17.30, teman kami yang satu ini tidak bisa dihubungi. Kami mengira dia marah, tapi ternyata ia tidak mengangkat telfon dan membalas sms karena hpnya disilent dan tidak di vibrate. Pukul 18.45 kamipun berkumpul kembali dengan total kuesioner 18 dari 20 yang diwajibkan. Kami sangat senang sekali hari itu. Karena dihari sebelumnya kelompok lain hanya mendapat paling banyak 9 dari 20 kuesioner perharinya. Karena lelah, kamipun memutuskan untuk memanipulasi 2 data sisanya (ups) karena memang mayoritas perdagangan disana adalah pupuk dan obat pertanian.

Hari kelima, kami sangat malas untuk berangkat survei, karena merasa sudah selesai. Tapi, ternyata pengambilan sampel kami salah. kami tidak mementingkan urutan sampel dalam satu cluster objek. Namun ada beberapa dari teman kami yang menganggap itu hal sepele sehingga malas untuk memperbaikinya. Pertengkaran kecilpun terjadi lagi. Namun akhirnya bisa diselesaikan dan kami melakukan sampling ulang dan kembali melakukan survei sambil melengkapi data observasi wilayah. Pukul 13.30 pun tugas kami selesaaaii. Kami langsung memutuskan untuk bermain. Tetapi, teman kami ada yang harus ujian esok harinya sehingga ia harus pulang saat itu. Dan dua lainnya ingin ikut juga. Akhirnya 3 dari 5 kelompok 1 kembali ke Bandung sore itu. Tinggal saya dan satu teman saya yang tersisa.

Alhamdulillah tugas kami selesai. Setelah melakukan 4-5 jam perjalanan panjang bolak-balik setiap harinya, Cuaca yang sangat panas, pedagang yang sulit diwawancara, alamat yang sulit ditemukan, pertengkaran kecil yang terjadi, kejenuhan karena sulitnya mendapat sebuah data, semua berhasil kami lewatkan.
 Kehebohan Desa Setialaksana atas banjir 'tipuannya', Pembicaraan konyol dan kocak bersama fazil dimobil CR-V yang hebat, Karaokean saya bersama edwin sang vokalis sepanjang perjalanan, Perkenalan dengan polisi, tukang ojek hingga pak camat pasti tidak akan saya lupakan.

Terimakasih atas kerjasamanya teman-teman kelompok 1: edwin, eneng, fazil, andi. We are the strong team! walaupun diterjang banjir kita tetap semangat survei, yeaay. Maaf kalo saya suka marah-marah kalo lagi pusing, maaf juga kalo saya suk manja kalo lagi panas, maaf kalo saya bukan ketua yang baik. Tapi saya sangat senng bekerja tim dengan kalian!
Terimakasih juga buat teman sekamar elmy, puput, chiko, tari, tiara, putri, fanni, sandra, karlina yang tiap pagi selalu ribut bangun dengan alarm-nya masing-masing dan terimakasih kepada semua studio B yang selalu nyemangatin kami kelompok 1. Terimakasih juga buat anak-anak studio A atas support-nya.

 Tetap semangat yaa! jangan kapok satu tim dengan saya :D




Komentar

Postingan Populer