Bulan Kedua
14 Juli 2012
Resmi sudah status kemahasiswaan saya dicabut oleh kampus gajah biru, digantikan dengan status yang baru: Sarjana Teknik.
23 Juli 2012
Saya mulai bergabung di dunia yang baru, kegiatan baru, dan bidang yang baru. Berbeda dengan keilmuan yang saya ambil semasa perkuliahan. Biasa berpikir begitu komperhensif kemudian diajarkan untuk berpikir skala enterprise.
23 September 2012
Tidak terasa, dua bulan lamanya saya menjadi karyawan. Proses adaptasi yang masih terus berlanjut, sampai waktu yang belum ditentukan. Selama waktu itu pula saya sering teringat ketika masih memiliki status mahasiswa, dan terus membedakannya dengan status saat ini dengan harapan dapat terus memperbaiki diri sebagai proses adaptasi tadi.
Baru sekarang saya percaya, pesan banyak orang yang mengatakan "Puas-puasin aja jadi mahasiswa, itu masa-masa paling enak dan menyenangkan." atau yang lain, "Gak usah laah cepet-cepet lulus, buat dulu karya yang banyak, ikutin acara-acara kelas internasional, organisasi, dll selama jadi mahasiswa."
Kami justru selalu mengeluh bahwa menjadi mahasiswa itu membosankan dikarenakan tugas yang bertumpuk, jadwal ujian yang berkali-kali dalam 1 tahun, serta keinginan yang besar untuk membeli ini itu dengan uang sendiri. Dimana permasalahan itu kami anggap dapat selesai jika kami sudah lulus dan memiliki penghasilan sendiri.
Semua orang pasti tahu perbedaan utama status mahasiswa dan karyawan seperti dari rutinitas jam kerja 8-9 jam sehari dan lima hari selama sepekan, pakaian yang formal, maupun posisi sebagai karyawan baru yang memiliki atasan yang mengatur. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas kali ini, justru mengenai persamaan mahasiswa dan karyawan.
Resmi sudah status kemahasiswaan saya dicabut oleh kampus gajah biru, digantikan dengan status yang baru: Sarjana Teknik.
23 Juli 2012
Saya mulai bergabung di dunia yang baru, kegiatan baru, dan bidang yang baru. Berbeda dengan keilmuan yang saya ambil semasa perkuliahan. Biasa berpikir begitu komperhensif kemudian diajarkan untuk berpikir skala enterprise.
23 September 2012
Tidak terasa, dua bulan lamanya saya menjadi karyawan. Proses adaptasi yang masih terus berlanjut, sampai waktu yang belum ditentukan. Selama waktu itu pula saya sering teringat ketika masih memiliki status mahasiswa, dan terus membedakannya dengan status saat ini dengan harapan dapat terus memperbaiki diri sebagai proses adaptasi tadi.
Baru sekarang saya percaya, pesan banyak orang yang mengatakan "Puas-puasin aja jadi mahasiswa, itu masa-masa paling enak dan menyenangkan." atau yang lain, "Gak usah laah cepet-cepet lulus, buat dulu karya yang banyak, ikutin acara-acara kelas internasional, organisasi, dll selama jadi mahasiswa."
Kami justru selalu mengeluh bahwa menjadi mahasiswa itu membosankan dikarenakan tugas yang bertumpuk, jadwal ujian yang berkali-kali dalam 1 tahun, serta keinginan yang besar untuk membeli ini itu dengan uang sendiri. Dimana permasalahan itu kami anggap dapat selesai jika kami sudah lulus dan memiliki penghasilan sendiri.
Semua orang pasti tahu perbedaan utama status mahasiswa dan karyawan seperti dari rutinitas jam kerja 8-9 jam sehari dan lima hari selama sepekan, pakaian yang formal, maupun posisi sebagai karyawan baru yang memiliki atasan yang mengatur. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas kali ini, justru mengenai persamaan mahasiswa dan karyawan.
Mahasiswa VS Karyawan
- Mandiri;
Mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri, tidak lagi seperti di sekolah mengandalkan guru untuk mengajarkan. Selama berkuliah secara tidak langsung dipaksa untuk aktif bertanya dikelas, inisiatif untuk berinovasi dan melakukan hal yang menurutnya terbaik tanpa perlu dituntun oleh seorang dosen. Sama seperti di dunia bekerja, secara tidak langsung ditantang untuk selalu mengerjakan hal yang baru, tidak peduli pernah kita lakukan atau tidak sebelumnya, yang jelas kita tetap harus melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita dan berbuat lebih baik dari orang lain tentunya agar lebih dihargai. - Tanggung Jawab
Tidak pernah ada yang memaksa untuk kita mengerjakan tugas setiap harinya, berada dikantor 8-9 jam perhari sesuai jam kerja yang ditentukan (berlaku untuk perusahaan/kantor yang tidak terlalu kaku), kecuali deadline didepan mata. Untuk kegiatan kantor yang agak santai, seperti konsultan, researcher, kita dapat pergi jamberapapun dari kantor, selama tidak ada atasan, selama tidak ada kegiatan rapat. Boleh juga untuk tidak mengerjakan pekerjaan setiap harinya dijam kantor. Namun tanggungjawablah yang mengikat untuk selalu mengerjakan agar selesai tepat pada waktunya. Sama halnya dengan mahasiswa, tidak ada yang menuntut setiap hari harus datang kuliah, setiap hari belajar mengulang pelajaran dikelas dan membaca bahan untuk esok harinya, dan mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. Mungkin terjadwal, mungkin ada yang mengawasi, tetapi mereka hanya akan mengingatkan sewajarnya bukan setiap saat seperti orangtua atau guru diwaktu sekolah. - Team Work
Untuk pekerjaan yang dikerjakan secara tim, diskusi tentu menjadi hal yang sangat krusial. Mulai dari menyatukan pikiran mengenai ide apa yang akan disusun, bagaimana alurnya, hingga bagaimana pengemasannya. Bagi mereka yang biasanya mengerjakan tugas secara individu tentunya sulit untuk beradaptasi. Mereka merasa tidak merugi jika tidak berdiskusi, namun yang justru dirugikan adalah partner kerjasamanya, tentu akan ada perselisihan pendapat kedepannya. Hal ini juga dipelajari banyak dibangku perkuliahan, bagaimana seorang yang tidak berkontribusi didalam kegiatan kelompok sangat mungkin untuk merepotkan teman-teman lainnya, dan tak jarang hingga berselisih.
Komentar