Lets Tidy Up!
Semester 5 ini memang belum selesai, baru berjalan 3/4 periode sepertinya. Tetapi saya sudah merasa kehidupan saya tidak akan seberuntung semester-semester sebelumnya, sebelum memasuki pertengahan periode semester ini. Berantakan, ya, kata ini yang mungkin paling cocok untuk mencerminkan kehidupan saya disemester ini. Terutama dalam hal yang paling krusial, akademik.
Selalu cemas setiap selesai melakukan ujian tengah semester, terlambat kuliah hingga setengah jam, tertidur dikelas walaupun duduk paling depan dan dosen killer, hingga terlambat dalam pengumpulan tugas kelompok.
Selain akademik, saya juga merasa berantakan dalam kehidupan organisasi. Saya sempat meninggalkan dan merasa sangat bosan dengan tanggung jawab yang saya emban saat ini, hingga tidak pernah merespon ketika dihubungi, selalu beralasan akademik dan lain-lain. mengkoordinir acara yang kurang terorganisir karena kurang pengalaman dan tidak mau bertanya.
Huahh, sebenarnya belakangan ini saya baru menyadari bahwa setiap saya akan melakukan atau mengalami kesalahan saya akan membayangkan sebelumnya. Namun setiap apa yang saya bayangkan dan saya hiraukan justru selalu terjadi. Mungkin ini yang dikatakan 'harus percaya pada suara hati'.
Mungkin saya harus lebih fokus dan banyak mengevaluasi diri untuk dapat membereskan itu semua. Yakin pada diri sendiri dan berusaha selalu mengurangi kesalahan, itu yang harus saya mulai dari sekarang untuk 'membenahi; kekacauan saya dihari-hari sebelumnya. Semoga berhasil, amiin :)
Padahal saya pernah menulis kalimat ini dibuku anak bimbing taplok MPAB saya:
Tugas yang banyak jangan dijadikan sebagai tekanan kawan, pasti akan ada pelajaran dari setiap apa yang kamu lakukan. Ikhlas ngejalaninnya dan kerjakan satu-persatu, pasti semua akan beres.
Ternyata sulit ya, untuk dilakukan.
Selalu cemas setiap selesai melakukan ujian tengah semester, terlambat kuliah hingga setengah jam, tertidur dikelas walaupun duduk paling depan dan dosen killer, hingga terlambat dalam pengumpulan tugas kelompok.
Selain akademik, saya juga merasa berantakan dalam kehidupan organisasi. Saya sempat meninggalkan dan merasa sangat bosan dengan tanggung jawab yang saya emban saat ini, hingga tidak pernah merespon ketika dihubungi, selalu beralasan akademik dan lain-lain. mengkoordinir acara yang kurang terorganisir karena kurang pengalaman dan tidak mau bertanya.
Huahh, sebenarnya belakangan ini saya baru menyadari bahwa setiap saya akan melakukan atau mengalami kesalahan saya akan membayangkan sebelumnya. Namun setiap apa yang saya bayangkan dan saya hiraukan justru selalu terjadi. Mungkin ini yang dikatakan 'harus percaya pada suara hati'.
Mungkin saya harus lebih fokus dan banyak mengevaluasi diri untuk dapat membereskan itu semua. Yakin pada diri sendiri dan berusaha selalu mengurangi kesalahan, itu yang harus saya mulai dari sekarang untuk 'membenahi; kekacauan saya dihari-hari sebelumnya. Semoga berhasil, amiin :)
Padahal saya pernah menulis kalimat ini dibuku anak bimbing taplok MPAB saya:
Tugas yang banyak jangan dijadikan sebagai tekanan kawan, pasti akan ada pelajaran dari setiap apa yang kamu lakukan. Ikhlas ngejalaninnya dan kerjakan satu-persatu, pasti semua akan beres.
Ternyata sulit ya, untuk dilakukan.
Komentar