KBB episode 1
Akhirnya saya menginjakkan kaki juga di lokasi studi kasus untuk Tugas Akhir saya, Kabupaten Bandung Barat. Entah kenapa bawaannya takut terus pergi kesini, denger dari mereka lokasinya jauh banget, kalau gak ada kendaraan mending gak usah deh, kantor pemdanya itu make gedung pabrik, jalan ke dalemnya jauhh, pasti capek banget kesana, dan penjelasan lainnya yang membuat saya makin ragu datang kesana. Alhasil dengan semangat yang kuat saya memutuskan pergi kesana ditemani seorang teman, karena saya berpikir "Kalau gak kesana-sana kapan maju nih TAnya??". Kami pergi naik angkutan umum, dan perjalanan sekitar 2 jam. (bisa ke Jakarta nih padahal kalo travel).
Sampai disana langsung ke Kantor Kesbangpolinmas, belajar dari perjalanan sebelumnya ke Kabupaten Bandung, KTP, foto, dan proposal sudah saya bawa semuanya. Setelah mendapat izin Kesbang, saya menuju ke Kantor Bappeda, Sebelumnya saya menanyakan ke Bapak di Kesbang.
D: Makasih ya Pak suratnya, saya mau langsung ke Bappeda, arahnya kemana ya?
B: Kesana dek, keluar ruangan ini ada lorong, dari situ ke kanan, terus aja sambil liat kanan kiri ada deh di sebelah kanan.
D: Oh oke pak, ada plangnya kan?
B: Oh ada dong tulisan BAPPEDA
Lorong yang dimaksud Bapaknya ternyata beneran lorong loh, gelap, berlantai semen, bersekat triplek-triplek. Dan plang Bappedanya cuma sebesar tempelan yang biasa digunakan sebagai petunjuk TOILET. Miris deh liatnya Kantor Pemda bentuknya gini. Jadi ya, kompleks pemda KBB ini beneran menempati gedung bekas Pabrik, dimana setiap dinas-dinas yang ada hanya disekat dengan triplek. Tapi lengkap loh semua dinas ada disini.
Cerita diatas baru intro, inti posting ini adalah pertengkaran saya dengan Bapak di Kantor Bappeda
D: (masuk ke ruang bertuliskan sekretariat)
D: Permisi pak. Saya Debby mahasiswa ITB, ingin mengajukan surat izin penelitian ke Kepala Bappeda
BS (a.k.a Bapak Songong): Gak ada Kepala Bappeda, besok aja! Lagian gakbisa ketemu Kepala, sibuk.
D: (dengan muka kesel tapi masih memelas) Maaf Pak tapi saya jauh-jauh datang kesini, apa tidak bisa cara lain untuk dipertimbangkan?
BS: Penelitian apa sih?
D: Studi Dampak Pemekaran Terhadap Pembangunan Daerah KBB pak
BS: Oh ke fisik tuh. Bukan ke Kepala. Gak ada juga orangnya, besok.
D: Tapi pertanyaan saya bukan untuk perencanaan fisik, lebih makro, mengenai pembangunan keseluruhanm terutama ekonomi dan pelayanan publik.
BB (a.k.a Bapak Baik): Oh mau nanya tentang pemekaran, coba mana sini pertanyaannya. Ini mah saya bisa jawab dek, tapi saya gak berjabatan. Apa boleh?
BS: Nah tuh, sama Bapak itu aja! Gak bisa kepala ditanya-tanyain.
D: Maaf Pak, tapi inginnya yang lebih berwenang, karena pertanyaannya makro
BB: Oh yasudah kalau gitu nanti saya sampaikan suratnya
BS: Udah mana sini suratnya, besok balik lagi! Tapi gak bisa ke kepala (dengan muka super nyebelin, trus pergi bawa suratnya)
Tiba-tibaa..
BB: He dont understand what you want, I am sorry for him. I speak english because he dont understand. I know what you need and I will help you.
D: (nahan ketawa, tapi seneng ada yang ngerespon baik; yang heran kenapa bapak ini tiba-tiba ngomong Inggris sih? toh temennya juga udah keluar pintu. dan dia ngomong kayak mikir banget gitu berbahasa inggrisnya.)
BB: (diluar pintu sambil nganter kami keluar) He dont understand about your purposes, so he dont know what section will you ask. I am sorry and I will process your permission and help you for your purpose
D: Oke, oke, makasih banyak Pak bantuannya. Saya mohon dibantu ya Pak. Saya permisi dulu
BB: Oke, Of course.
Kemudian saya keluar ruangan Bappeda dan tertawa hahahaha, kocak banget bapak itu!
Sampai disana langsung ke Kantor Kesbangpolinmas, belajar dari perjalanan sebelumnya ke Kabupaten Bandung, KTP, foto, dan proposal sudah saya bawa semuanya. Setelah mendapat izin Kesbang, saya menuju ke Kantor Bappeda, Sebelumnya saya menanyakan ke Bapak di Kesbang.
D: Makasih ya Pak suratnya, saya mau langsung ke Bappeda, arahnya kemana ya?
B: Kesana dek, keluar ruangan ini ada lorong, dari situ ke kanan, terus aja sambil liat kanan kiri ada deh di sebelah kanan.
D: Oh oke pak, ada plangnya kan?
B: Oh ada dong tulisan BAPPEDA
Lorong yang dimaksud Bapaknya ternyata beneran lorong loh, gelap, berlantai semen, bersekat triplek-triplek. Dan plang Bappedanya cuma sebesar tempelan yang biasa digunakan sebagai petunjuk TOILET. Miris deh liatnya Kantor Pemda bentuknya gini. Jadi ya, kompleks pemda KBB ini beneran menempati gedung bekas Pabrik, dimana setiap dinas-dinas yang ada hanya disekat dengan triplek. Tapi lengkap loh semua dinas ada disini.
Cerita diatas baru intro, inti posting ini adalah pertengkaran saya dengan Bapak di Kantor Bappeda
D: (masuk ke ruang bertuliskan sekretariat)
D: Permisi pak. Saya Debby mahasiswa ITB, ingin mengajukan surat izin penelitian ke Kepala Bappeda
BS (a.k.a Bapak Songong): Gak ada Kepala Bappeda, besok aja! Lagian gakbisa ketemu Kepala, sibuk.
D: (dengan muka kesel tapi masih memelas) Maaf Pak tapi saya jauh-jauh datang kesini, apa tidak bisa cara lain untuk dipertimbangkan?
BS: Penelitian apa sih?
D: Studi Dampak Pemekaran Terhadap Pembangunan Daerah KBB pak
BS: Oh ke fisik tuh. Bukan ke Kepala. Gak ada juga orangnya, besok.
D: Tapi pertanyaan saya bukan untuk perencanaan fisik, lebih makro, mengenai pembangunan keseluruhanm terutama ekonomi dan pelayanan publik.
BB (a.k.a Bapak Baik): Oh mau nanya tentang pemekaran, coba mana sini pertanyaannya. Ini mah saya bisa jawab dek, tapi saya gak berjabatan. Apa boleh?
BS: Nah tuh, sama Bapak itu aja! Gak bisa kepala ditanya-tanyain.
D: Maaf Pak, tapi inginnya yang lebih berwenang, karena pertanyaannya makro
BB: Oh yasudah kalau gitu nanti saya sampaikan suratnya
BS: Udah mana sini suratnya, besok balik lagi! Tapi gak bisa ke kepala (dengan muka super nyebelin, trus pergi bawa suratnya)
Tiba-tibaa..
BB: He dont understand what you want, I am sorry for him. I speak english because he dont understand. I know what you need and I will help you.
D: (nahan ketawa, tapi seneng ada yang ngerespon baik; yang heran kenapa bapak ini tiba-tiba ngomong Inggris sih? toh temennya juga udah keluar pintu. dan dia ngomong kayak mikir banget gitu berbahasa inggrisnya.)
BB: (diluar pintu sambil nganter kami keluar) He dont understand about your purposes, so he dont know what section will you ask. I am sorry and I will process your permission and help you for your purpose
D: Oke, oke, makasih banyak Pak bantuannya. Saya mohon dibantu ya Pak. Saya permisi dulu
BB: Oke, Of course.
Kemudian saya keluar ruangan Bappeda dan tertawa hahahaha, kocak banget bapak itu!
Komentar