Kapal Vega, Pembawa Kebahagiaan Untuk Mereka Dipulau Terpencil

Indonesia memiliki belasan ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, baik pulau besar maupun pulau kecil. Sangat banyak pulau kecil yang berada di lokasi terpencil yang jarang bahkan tidak terjamah oleh pelayanan dari pemerintah Indonesia. Jangan salahkan jika mereka lebih menginginkan untuk memisahkan diri dari keanggotaan negara ini. Mungkin mereka merasa lebih dihargai oleh negara lain yang berbatasan, lebih terbuka aksesnya untuk memperoleh pelayanan, atau justru lebih terbantu karena berbagai sumbangan yang diberikan oleh negara lain. Ya, memang sebenarnya dapat dimaklumi jika pemerintah beralasan “kepulauan kami begitu banyak, kami sulit untuk menjangkau keseluruhannya”. Tapi apakah dapat dimaklumi jika alasan itu diungkapkan terus-menerus? Apakah dapat dimaklumi jika tidak terlihat upaya sedikitpun untuk memberikan sentuhan-sentuhan kasih sayang kecil untuk mereka di lokasi terpencil? Ironi memang jika kita tahu bahwa ada sepasang suami istri, warga negara asing yang justru lebih peduli terhadap mereka.

Kapal Vega, sumber: www.shnews.co


Namanya Shane(American) dan istrinya Maggie (Germany), mereka adalah volunteers yang memiliki jasa yang sangat besar terhadap masyarakat Indonesia di pulau-pulau terpencil. Sudah berjalan 8 tahun pasca tsunami Aceh, mereka mengabdikan dirinya untuk membagikan kebahagiaan kepada masyarakat yang mungkin terkesampingkan dari program pembangunan oleh pemerintah Indonesia karena berbagai alasan. Tiga prinsip yang mereka bawa: health, education, and nutrition. Setiap hari mereka berlayar mengarungi berbagai lautan dan samudera di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke untuk mengantarkan berbagai donasi bagi kehidupan masyarakat yang lebih layak dengan menggunakan Kapal yang bernama Kapal Vega.

Shane adalah seorang yang aktif di berbagai kegiatan, pekerjaannya beragam, dari fotografer, pemandu museum, hingga penyiar radio di Eropa dan Afrika Timur, sedangkan Meggi istrinya adalah seorang desainer grafis. Awalnya mereka tertarik untuk memiliki kapal Vega karena desain dan bentuknya yang mewah namun simpel, merekapun membelinya untuk sekedar rasa ingin memiliki. Kapal ini dibuat sejak tahun 1892 di Norwegia dengan desain berkelas untuk mengangkut berbagai muatan yang berat. Karena usianya yang sudah tua, Shane dan Meggi berniat untuk mereparasi kapal yang mereka miliki, salah satunya dengan mengganti kayu yang sudah mulai rapuh dengan yang lebih kuat, merekapun berlayar

Saat tiba di Langkat, Malaysia tahun 2004, saat itu terjadi bencana tsunami yang melanda Daerah Istimewa Aceh dan sekitarnya. Berbagai bantuan termasuk dari negara lain dikirimkan kesana. Namun karena rusaknya landasan pesawat dan helikopter, akses menuju lokasi bencanapun menjadi terputus, bantuan hanya terhenti di spot-spot yang dapat dijangkau. Shane dan Meggi-pun tergerak hatinya untuk menjadi volunteers dalam rangka mengantarkan bantuan dari Sabang ke Meulaboh menggunakan  Vega mereka. Shane dan Meggi akhirnya menjelajahi berbagai pulau-pulau kecil di sekitar Aceh dan merasa sangat prihatin terhadap kondisi masyarakat disana. “They only eat coconut and fish everyday, without any nutrition for their better future. They also didnt care about their children quality of live, their education, and their health. How can it be?” seru Shane saat kami temui diatas Kapal Vega di Pantai Mutiara, Pluit saat mereka berlabuh sementara untuk menyetok kembali bantuan untuk dikirimkan.
Ironi bukan mengetahui bahwa yang justru peduli terhadap kualitas hidup masyarakat di pulau terpencil justru warga negara asing. Dimana kita? Masihkah kita berani untuk mengatakan “Saya warga Indonesia yang kaya akan kekayaan alam”, jika kita saja belum tahu tentang kehidupan mereka di pulau terpencil. Masihkah kita berani untuk membuang makanan dan merengek meminta hadiah ulangtahun dari orangtua ketika mereka disana tidak mengenal makanan bergizi, jaminan kesehatan dan pelayanan pendidikan? Pak Palgunadi berkata kepada kami saat itu: “You have to be pretty dedicated as Indonesian people for sharing to many people in there, bring up the level of their health, better balance for diet and help them to have a better condition and a better future.”

Post ini sengaja saya buat untuk dibagikan kepada teman-teman yang berhati besar untuk sama-sama memberikan donasi kepada mereka yang memiliki segala keterbatasan di pulau yang jarang terjamah. Lebih lengkapnya silahkan baca di http://sailvega.com/ untuk melakukan donasi berupa uang dapat melakukan Paypal disana. Sejujurnya saya sangat ingin untuk mengadakan semacam event charity besar untuk menghimpun berbagai donasi dari berbagai elemen masyarakat untuk selanjutnya diserahkan kepada Shane dan Meggi dalam rangka menciptakan kebahagiaan kecil untuk mereka yang terpencil. Jika ada yang tertarik dapat menghubungi email saya langsung di debbyrahmii@gmail.com. Kebetulan saya sudah memiliki koneksi dengan seseorang terpercaya yang pernah memberikan bantuan besar untuk misi kemanusiaan kapal Vega ini atas nama sebuah perusahaan batu bara ternama di Indonesia. Saya sangat membutuhkan kerjasama dari teman-teman pembaca untuk bergerak bersama membuat donasi besar untuk kebahagiaan mereka.
Kapal Vega saat berlabuh di Pluit

Sebagai info tambahan, Kapal vega akan bergerak dari Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara pada Selasa 22 Mei besok untuk menyampaikan bantuan yang telah dihimpun selama 2 minggu ini, dengan awak Shane dan Meggi, serta 1 orang perawat bernama Ruth dan 1 orang arsitek kapal. Perjalanan dimulai dari Jakarta-Sumbawa-Timortimur dan akan kembali ke Jakarta pada bulan September mendatang. Sehingga masih ada kesempatan bagi kita yang ingin membantu maupun mempersiapkan diri menjadi volunteers untuk ikut dalam pelayaran dan pengabdian disalah satu pulau yang dikunjungi. Jika bantuan yang dibawa sangat banyak dan memenuhi ruang gudang dan geladak kapal, Shane dan Meggi rela tidur di dek kapal guna mengangkut seluruh bantuan, walaupun badai menghadang ditengah perjalanan mereka (betapa mulianya).

*Sumber informasi postingan blog ini saya peroleh langsung dari cerita  Shane saat kami (keluarga besar PT. Adaro Institute) diberi kesempatan oleh Pak Palgunadi untuk mengunjungi kapal ini, Sabtu 19 Mei 2012 kemarin. 
Pak Pal  (kiri) dan Mr. Shane (kanan) diatas Kapal Vega

Tim Adaro bersama Mr.Shane dan Pak Pal (saya sebelah kanan Pak Pal)
Link portofolio apa saja yang sudah dikerjakan dalam misi Vega, the Vessel of love ada disini: http://sailvega.com/vega/pdf/VEGA-2011-140dpi.pdf

beberapa media yang juga mengangkat berita Kapal Vega kemarin:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/05/kapal-vega-memulai-pelayaran-misi-kemanusiaan
http://www.shnews.co/detile-1465-vega-membawa-misi-kemanusiaan.html
http://berita.liputan6.com/read/398748/kapal-vega-membawa-misi-kemanusiaan

Komentar

Postingan Populer