Anak Kereta Berbagi

Yakin sudah siap hidup di Jakarta?

Sudah siap bertarung dijalan setiap hari belum?

Coba yuk kita estimasikan, rata-rata durasi perjalanan dari rumah ke tempat kerja para karyawan di Jakarta terutama para commuter (yang tinggal di Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang) mereka membutuhkan 2 jam untuk sekali perjalanan, kalau di kali 2 pulang-pergi berarti 4 jam, yang berarti juga hamper 20% dari 24 jam kehidupan mereka sehari berada di jalan looh.

Di Jakarta kan enak, transportasi umumnya banyak, kemana-mana jadi mudah dong?

Yak, betul. Transportasi umum di Jakarta memang banyak jenisnya, setiap jenis transportasi umum punya karakternya masing-masing, para pengguna harus paham betul kalau ingin aman, selamat efektif, dan efisien menggunakan transportasi umum di Jakarta. Sebagai contoh para pengguna commuter line, harus siap mendesak/sikut-sikutan dengan penumpang lain kalau mau masuk kedalam gerbong di jam-jam sibuk, para penumpang angkutan umum/metro mini/kopaja, harus siap mengejar kalau sudah terlihat dari jauh, mereka juga harus mahir turun dari kendaraan ketika kendaraan masih berada pada posisi berjalan, dan selalu sigap untuk turun pakai kaki kiri dulu bukan kanan, Karena jarang sekali dari supir yang mau berhenti di halte/tempat yang aman. Oh, para penumpang angkutan umum/metro mini/kopaja juga harus sabar menanti kalau mereka ngetem untuk menunggu penumpang penuh. Satu lagi yang paling penting, selalu waspada dengan barang bawaan pribadi, dan sangat dianjurkan untuk berprasangka buruk dengan orang yang bergelagat aneh-aneh disekitar kita. Sebaiknya tetap mengawasi, atau mendekat ke kenek/supir, atau juga kalau sudah parah khawatirnya lebih baik turun.

Sebenarnya saya masih newbie untuk berbagi pengalaman tentang transportasi Jakarta, Karena masih kurang dari 1 tahun saya menjadi karyawan di ibukota. Tetapi, hamper semua jenis transportasi umum sudah saya coba untuk perjalanan berangkat dan pulang kantor. Oh ada 1 yang belum, yaitu bemo. Padahal ada didepan kantor, tapi rutenya tidak sesuai dengan arah perjalanan saya. Berdiri berjam-jam di transjakarta, menunggu commuter line yang sedang problem sampai 1 jam, bergelantungan di kopaja, dan beberapa pengalaman lain. Jadi boleh ya tetap share disini, hehe.

Sehubungan saya sehari-hari adalah pengguna commuter line, so let’s focus to discuss about commuter line jabodetabek/KRL (kereta rel listrik). Untuk para commuter (penglaju, yang setiap hari bolak-balik keluar dari kotanya) yang tinggal di Depok, Bogor, Bekasi kota, maupun Tangerang, ini adalah alat transportasi terbaik untuk saat ini. Meskipun jadwalnya masih sering berantakan, peluang mendapat tempat duduk sebulan sekalipun belum tentu, dan harus selalu siap menjadi tumpukan ikan pindang, tetapi estimasi waktu tempuhnya yang lebih dapat diprediksi. Sebagai contoh untuk jarak Depok-Manggarai estimasi waktu 40-50 menit (13 stasiun), Kalibata-Tebet estimasi 6-10menit  (2 stasiun).

Saya pribadi lebih menyukai gerbong khusus wanita. Kenapa? Meskipun orang bilang lebih ganas-ganas penumpang perempuan, tapi Alhamdulillah saya merasa lebih safe. Yuk coba kita list apa aja +/- nya gerbong wanita dan gerbong pria yang bisa jadi pertimbangan.

(+) perempuan semua, kalau desak-desakan aman
(+) perempuan semua, se-“harum-harum”nya perempuan habis bekerja keras, lebih “harum” gerbong campur (mayoritas bapak-bapak) yg habis kerja dong? Aromanya duuuh..
(-) Kurang toleran terhadap penumpang prioritas (Ibu hamil, Orang tua, dan penumpang yang membawa anak kecil); kalau digerbong yang campur masih banyak Bapak-bapak yang baik mempersilahkan perempuan untuk duduk.
(-) Gerbong khusus wanita itu penumpangnya lebih “Rawrr” (a.k.a ganas) dan berapi-api untuk dorong penumpang yang sudah didalam untuk bisa masuk ke dalam kereta
(-) Sering banyak yang drama, ngedumel berlebihan, bahkan berantem cuma Karena hal kecil; tapi justru hal ini yang kadang menghibur ditengah kehimpitan sbg ikan pindang
(+) Tetapi meskipun terkadang gerbong khusus wanita lebih mengerikan, ada hal-hal yang juga menunjukkan solidaritas tinggi di gerbong wanita (lihat #3 di post saya sebelumnya: Cerita Commuter Line)


Meskipun yang saya deskripsikan diatas sepertinya menunjukkan bahwa transportasi umum di Jakarta itu buruk, tetapi kondisi transportasi saat ini jauh lebih baik dari beberapa tahun lalu. Armada yang disediakan sudah lebih banyak, jadwalnya pun sudah lebih baik. Namun jika dibandingkan dengan demand akan transportasi umum memang supply yang disediakan pemerintah belum sebanding. Demand terlalu tinggi, commuter dan urbanisasi semakin hari semakin bertambah. Sangat wajar jika permasalahan transportasi umum di Jakarta ini menjadi kompleks dan tidak bisa diselesaikan hanya sekedip mata. Akhir kata saya mau coba menarik kesimpulan, “Jangan ngaku orang Jakarta beneran dulu kalau belum cobain naik commuter line di jam-jam sibuk!” Hehee (ngga nyambung).

Komentar

Postingan Populer