Be a Tough Job-Seeker! (part 2)
Lanjutan posting sebelumnya:Be a Tough Job Seeker! (Part 1)
Sebulan sekali psikotes sampai hampir hafal jawabannya, setelah 2x Kraeplin dan 3x Paulli kecepatan menghitung semakin bertambah karena sekarang bisa minta nambah kertas, gambar Wartegg, pohon dan orang juga semakin baik, haha. Beberapa kali interview juga membuat saya tidak tegang lagi dan terlatih menjawab pertanyaan cepat ala "miss universe".
Lanjut tentang rekrutmen lagi yaa, beberapa perusahaan yang saya ikuti seleksinya adalah:
6. Skha Consulting
Mendaftar melalui Titian Karir ITB akhir bulan Oktober, kemudian dipanggil tes sekitar tgl 11 Nov. Tes [1] adalah assesment test berupa logika matematika sebanyak 10 soal yang harus dikerjakan hanya 30 menit. Jujur saja bagi saya yang matematikanya kurang kuat, pengerjaan soal ini cukup sulit. Minimal skor untuk lolos tahap ini adalah 7, dan sepertinya saya saat itu saya hanya dapat skor 6, haha. Tahapan selanjutnya kalau tidak salah adalah [2] presentasi, [3] interview user. Dan dari sekian ratus orang (300an hanya dari ITB, dan dibuka juga untuk di Jakarta di UI) hanya dipilih sebanyak 20-an maksimal.
7. Nielsen Media Research
Mendaftar langsung dari website Nielsen, dan dipanggil untuk tes tahap [1] yaitu assesment test di kantor mereka di Jakarta kira-kira 2 bulan kemudian. Kebetulan tes Skha dan Nielsen yang saya jalani berada dihari yang sama, jam9 pagi Skha, jam 2 siang Nielsen, dan saya terlambat 1 jam untuk pengerjaan tes di Nielsen, haha. Tes terdiri dari 2 tipe soal, yang pertama adalah berupa teks sebanyak 2 nomor, mengenai bisnis suatu perusahaan, peserta diminta menganalisis dan menjawab beberapa pertanyaan terkait soal tersebut. Soal tipe 2 adalah logika matematika seperti di Skha, namun bentuknya isian, bukan pilihan ganda. Meskipun saya terlambat, tapi saya dapat menyelesaikan seluruh tes tersebut tepat waktu, dan saya cukup yakin dengan jawaban saya, tapi apa boleh buat, belum juga dipanggil untuk tahapan berikutnya yaitu [2] magang 1 hari dan presentasi kerjaan pada hari tsb, [3]interview.
Sebulan sekali psikotes sampai hampir hafal jawabannya, setelah 2x Kraeplin dan 3x Paulli kecepatan menghitung semakin bertambah karena sekarang bisa minta nambah kertas, gambar Wartegg, pohon dan orang juga semakin baik, haha. Beberapa kali interview juga membuat saya tidak tegang lagi dan terlatih menjawab pertanyaan cepat ala "miss universe".
Lanjut tentang rekrutmen lagi yaa, beberapa perusahaan yang saya ikuti seleksinya adalah:
5. Dirgantara Indonesia/Indonesian Aerospace/PTDI (dulunya IPTN)
Alasan saya mendaftar di perusahaan ini? Karena
keren aja bisa bikin pesawat, hehe. Meskipun belum pernah bekerja di industri
manapun, tapi saya merasa industri perakitan pesawat sangat menarik, sistem
bisnisnya juga pasti berbeda dengan industri lainnya seperti FMCG. Saya
mendaftar melalui situs resmi Indonesian Aerospace berdasarkan info dari
teman. Ketika daftar, kandidat tidak memilih posisi apa yang didaftar, karena
informasi yang tersedia hanya menyatakan ”menerima lulusan S1 jurusan A, B, C,
D, untuk menjadi karyawan PT DI.”
Saya mendaftar sekitar bulan September dan
dipanggil pada akhir bulan Oktober, untuk tes di awal November. Tahapan [1]
adalah Psikotes. Standar seperti tes lainnya (kecuali TMMIN! Yang susah itu haha),
namanya IST kalau tidak salah, lengkap dengan Wartegg, gambar dan Paulli (tes
koran yang cepet-cepetan dan banyak-banyakan halaman pengerjaan). Psikotes
dilaksanakan di Biro Swaparinama, Bandung (persisnya disamping apartemen dago simpang). Akhirnya
saya tau juga itu gedung apa, secara sering ngelewatin tapi gapernah lihat ada
kehidupan disana. Psikolog-nya bilang pengumuman akan diberikan langsung oleh
PTDI maksimal 1 bulan dari waktu Psikotest.
Sekitar 3 minggu dari psikotest, saya
dikabari untuk tes [2] dan [3], yaitu Interview dan Medical Check Up. Jadwal
Interview hari Senin, dan MCU hari Jumat-nya. Berhubung saya malas bolak-balik,
saya request saja harinya bersamaan dengan alasan saya tidak tinggal di
Bandung, hehe. MCU yang dilakukan cukup lengkap, tes urin, darah, fisik, gigi,
dan rontgen. Ohya, sebelum MCU kita diminta berpuasa mulai Pkl 22 pada malam
sebelumnya. Tes dilakukan di klinik PTDI. Setelah MCU saya menuju ruang
Interview. Ternyata pada hari itu, seluruh kandidat yang lolos Psikotes (160
orang) di Interview dihari yang bersamaan (Waah, keren banget stamina yang
interview! Ngewawancara banyak banget orang dalam 1 hari, palingan 1 orang Cuma
15 menit).
Ternyata saya salah, interviewer-nya memang
banyak dan para kandidat dibagi ke 2 aula besar sesuai dengan arahan divisi
masing-masing. Setelah menunggu dari pkl 9.30 setelah selesai MCU, saya baru
dipanggil sekitar pkl 13, tim rekrutmen PTDI mengatakan saya akan diwawancara
oleh DT (saya berasumsi itu kepanjangan dari direktur teknik, hehe antah apa).
Pkl 13 saya dipanggil untuk di interview oleh HRD, kalimat pertama yang
ditanyakan adalah ”Ini benar kamu minta salary sekian? Jujur kami tidak
bisa menyanggupi, kami hanya mampu membayar sekian. Apa kamu ingin melanjutkan
proses ini?” Jengjeeng.. agak shock sih tapi harus tetap cool dan
menjawab secara profesional. Akhirnya, wawancara pun berlanjut. Bapak HRD
menanyakan, ”Kamu daftarnya di Bidang apa sih? Kamu minatnya dimana? Sepertinya
kamu cocok di bla bla bla” Saya menjawab,”Saya tidak daftar di bidang mana-mana
Pak, karena memang tidak ada pilihannya, kalau mengenai minat saya tertarik di
blablabla.” Singkat cerita, Bapak HRD merekomendasikan saya di bagian Corporate
Planning dibandingkan DT, setelah sedikit menyinggung tentang Teknik Industri
ITB, hingga saya tau kalau kami 1 almamater.
Setelah diskusi selama +/- 15 menit oleh HRD,
saya diminta ke bagian Interview CP (Corporate Planning), disana saya di
interview oleh 2 orang Bapak-bapak, yang salah satunya juga Almamater saya di
T. Industri ITB. Kalimat pertama yang ditanyakan “Kamu S2? Waaah kita dapat
calon ketua divisi!” (saya: bingung sambil cengir-cengir) Salah satu dari ke-2
Bapak ini antusias sekali menanyakan banyak hal kepada saya, mulai dari
pengetahuan tentang corporate planning, risk management, pendidikan
saya, dll. Hingga akhirnya ‘memaksa’ saya untuk menjawab dengan cepat “Jadi
kamu minat dimana, Risk management, bidang evaluasi korporat, atau
perencanaan strategis?” Secara saya belum terlalu paham mengenai kedua jobdesk
bidang itu, jadi saya jawab terbata-bata, tapi Bapak tsb terus menanyakan
kepastian minat saya. Hmm.. sekitar hampir 1 jam saya di buat tegang oleh kedua
Bapak tersebut.
Saya pikir interview saya hari ini sudah
selesai. Ternyata ketika lapor ke front desk, ”Kamu tunggu dipanggil
bagian DT ya!”. Waktu menunjukkan pkl 15.00 dan masih cukup banyak antrian
kandidat yang belum diwawancara saat itu, mungkin sekitar 30-an orang. Sabar-sabar ya teman-teman yang nanti akan ada dimomen
ini. Interviewer dari bagian DT juga ada dua orang. Jujur ini adalah pengalaman
kedua saya di interview sampai panas dingin dan speechless, setelah yang
pertama di interview bagian CP di beberapa menit sebelumnya. Kurang lebih ini
diskusi yang terjadi:
D: Selain karena perusahaan BUMN, yang kedua
karena merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing yang unik
yaitu perakitan pesawat, tentu bisnisnya berbeda dengan industri lainnya, saya
tertarik akan hal itu. PTDI juga yang saya ketahui sedang mulai tumbuh kembali
dengan berbagai inovasinya dan saya yakin kelak akan membawa nama baik
Indonesia, dan saya ingin turut berkontribusi disana. (agak berlebihan ya, tapi
ini serius loh wkk)
I2: Kamu bilang bisnis ini lain dari bisnis
yang lain, Apa yang kamu pahami dari bisnis PTDI dan produk-produknya?
D: (untung sudah banyak membaca dari website
jadi agak lancar, hehe à TIPS nih! Harus banyak browsing tentang perusahaan yang
kita apply, bahkan sampai ke isu-isu miringnya, yaitu tentang banyaknya
karyawan sangat senior dan mereka butuh inovasi dari generasi muda )
I2: Kamu tau dari mana kalau pekerja-pekerja
senior PTDI sulit untuk diajak berinovasi dan cenderung keras dengan
pendiriannya?
I1: Setelah kamu tahu ttg lini bisnis PTDI
yang besar, klien-nya professional, supplier dan rekanannya mancanegara, iklim
kerjanya yang cukup keras, dan lebih banyak pegawai senior, kamu yakin akan
apply disini?
D: (Menjawab dengan seribu alasan yang Insya Allah meyakinkan)
I2: Kamu lebih tertarik berkarier di professional
atau di structural? Profesional itu dari asisten ahli, ahli, profesional, dll.
Kalau struktural itu ya dari staff, kepala divisi, sampai direktur. Kalau
secara salary sih sama-sama ada peningkatan dari setiap jenjang itu, tapi pasti
ada perbedaannya dari segi personal.
D: Saya lebih tertarik di bagian struktural
Pak, karena saya merasa saya adalah orang yang bla bla bla...
I1: Hmm kamu lebih tertarik struktural ya?
Kalau ditanya, dari 3 poin ini: Mana menurutmu yang paling penting? 1.
Intelektual, 2. Attitude, 3. Komunikasi?
Dan beberapa pertanyaan-pertanyaan cepat
lainnya yang cukup menguras pikiran dan sisa-sisa tenaga, berasa di sidang
tesis lagi sih. Karena dari jawaban kita itu, pasti akan disangkal dan dipertanyakan
lebih lanjut. Intinya, pertanyaannya banyak banget dari mulai tentang PTDI,
teori di perkuliahan, personality, pandangan hidup dll. Thumbs Up lah
buat Bapak-bapak ini! Terima kasih telah membuka wawasan saya dan mengingatkan,
kalau kehidupan karier itu ngga kayak kuliah yang isinya Cuma belajar, tapi menuntut
profesionalitas diberbagai bidang.
Interview selesai Pkl 16.30, saatnya menunggu
pengumuman selanjutnya apakah lolos atau tidak. Jadi sistemnya, untuk kandidat
yang lolos akan di training menjadi calon pegawai selama 1 tahun lamanya,
dengan gaji sekitaran 4 juta Rupiah dan harus mengenakan pakaian putih dan
bawahan gelap setiap harinya.
6. Skha Consulting
Mendaftar melalui Titian Karir ITB akhir bulan Oktober, kemudian dipanggil tes sekitar tgl 11 Nov. Tes [1] adalah assesment test berupa logika matematika sebanyak 10 soal yang harus dikerjakan hanya 30 menit. Jujur saja bagi saya yang matematikanya kurang kuat, pengerjaan soal ini cukup sulit. Minimal skor untuk lolos tahap ini adalah 7, dan sepertinya saya saat itu saya hanya dapat skor 6, haha. Tahapan selanjutnya kalau tidak salah adalah [2] presentasi, [3] interview user. Dan dari sekian ratus orang (300an hanya dari ITB, dan dibuka juga untuk di Jakarta di UI) hanya dipilih sebanyak 20-an maksimal.
7. Nielsen Media Research
Mendaftar langsung dari website Nielsen, dan dipanggil untuk tes tahap [1] yaitu assesment test di kantor mereka di Jakarta kira-kira 2 bulan kemudian. Kebetulan tes Skha dan Nielsen yang saya jalani berada dihari yang sama, jam9 pagi Skha, jam 2 siang Nielsen, dan saya terlambat 1 jam untuk pengerjaan tes di Nielsen, haha. Tes terdiri dari 2 tipe soal, yang pertama adalah berupa teks sebanyak 2 nomor, mengenai bisnis suatu perusahaan, peserta diminta menganalisis dan menjawab beberapa pertanyaan terkait soal tersebut. Soal tipe 2 adalah logika matematika seperti di Skha, namun bentuknya isian, bukan pilihan ganda. Meskipun saya terlambat, tapi saya dapat menyelesaikan seluruh tes tersebut tepat waktu, dan saya cukup yakin dengan jawaban saya, tapi apa boleh buat, belum juga dipanggil untuk tahapan berikutnya yaitu [2] magang 1 hari dan presentasi kerjaan pada hari tsb, [3]interview.
8. Frisian Flag Indonesia
Jujur saya kaget saat mendapat invitation tes FFI untuk posisi Management Trainee
Corporate. Banyaknya lowongan yang saya daftar membuat saya lupa,
Kapan dan Dimana ya saya mendaftar lowongan ini? Tapi Alhamdulillaah ini kesempatan
yang bagus dan saya sangat bersemangat saat itu. Undangan tes dikirim via
email, untuk tahapan [1] psikotes, yang diselenggarakan di Plant FFI Ciracas,
Jakarta Timur. Di email tersebut, acara dimulai Pkl. 08.00, tetapi ternyata
Psikotes dimulai Pd Pkl 9.30. sebelumnya pihak FFI memberikan pemaparan tentang
FFI, program MT corporate, dan tahapan seleksi.
Setelah pemaparan dan coffee break, Psikotes
dimulai. Selain Psikotes, hari ini juga akan diselenggarakan tahapan [2] FGD
dan [3]Interview HRD dan Psikolog. Tes memberlakukan sistem gugur, yang berarti
setelah menyelesaikan 1 jenis tes langsung diberi penilaian dan diumumkan untuk
melanjutkan ke sesi berikutnya atau tidak. Sesi 1 sebenarnya mungkin bukan
Psikotes, tetapi tes logika penalaran menurut saya. Setelah mengisi lembaran
data diri lengkap, tes dimulai dengan soal logika bahasa dan matematika,
dilanjutkan dengan Paulli hingga Pkl. 11. 30.
Setelah break Ishoma dan sholat Jumat,
pengumuman ditempel, Alhamdulillah saya lolos ke tahap berikutnya FGD. Meskipun
awalnya agak hopeless karena dari 92 kandidat hari itu yang diambil kemungkinan
hanya 5 orang. FFI tidak menargetkan jumlah peserta lolos tiap batch-nya, semua
tergantung dengan BOD (tahapan terakhir seleksi). Berbeda dengan MT marketing
dan sales yang biasanya membuka banyak lowongan, MT Corporate karena memang
dipersiapkan untuk menjadi tim ’eksekutif’ perusahaan, FFI memilih yang
benar-benar berkualitas. Oh ya, lupa menjelaskan
mengenai program ini. Program MT Corporate adalah percepatan karier menjadi ’eksekutif’ perusahaan melalui
training yang menempatkan calon-calon pegawai di posisi yang mungkin tidak
mereka sukai, bahkan mungkin yang tidak mereka pilih. Dalam 1 tahun training,
kandidat akan diberi 3-4 project multi divisi, dan akan dilakukan evaluasi
secara berkala mengenai performa masing-masing.
Lanjut lagi ke tahapan [2] yaitu FGD. Kami
sejumlah 50-an orang dibagi menjadi 8 kelompok untuk 2 sesi FGD. Masing-masing
kelompok terdiri dari 7-8 orang. Kami diberikan kasus yang perlu didiskusikan.
Tegang. Itu yang saya rasakan, karena ini pertama kalinya saya FGD diluar
kampus, meskipun saat kuliah S1 beberapa kali mengadakan acara FGD internal
kampus, tentu ini rasanya lain. Ada kompetisi didalamnya (tsaaah, :P). Singkat
cerita, Alhamdulillaah saya lolos lagi di tahap ini dan lanjut ke tahap
berikutnya yaitu tahap [1b] lanjutan Psikotes dan tahap [3] Interview HRD dan
psikolog. Dari 50-an orang, kalau saya tidak salah ingat yang terpilih sebanyak
38 orang saat itu.
Kami diminta masuk kembali ke ruangan aula
dan mengerjakan beberapa jenis psikotes, seperti tes mengenal diri, Wartegg,
gambar orang, dan gambar pohon. Sembari kami mengerjakan beberapa pekerjaan
tersebut, satu persatu dari kami dipanggil untuk diwawancara. Kebetulan yang
mewawancarai saya adalah Ibu yang sebelumnya sebagai penilai FGD tim saya.
Ibu-nya cukup ramah. Beliau menanyakan banyak hal, mulai dari studi, kenapa
pindah dari pekerjaan yang dulu, apa ekspektasi bekerja di FFI, dll. Berbeda
dengan interviewer sebelum-sebelumnya, yang paling saya ingat dari interviewer
ini adalah kalimat terakhirnya, ”Besok-besok kamu pakai lipstick ya! Biar
terlihat lebih fresh. Mungkin tadi pagi kamu sudah pakai, tapi kan sudah makan
siang, jadi luntur dong?”. Saya: bengong.
Untuk tahap berikutnya, tahap [4] adalah
presentasi bisnis. Sebelumnya pihak HRD mengabarkan kira-kira penilaian
maksimal 1 bulan, ternyata baru hampir 3 minggu saya sudah dikabari lagi.
Alhamdulillaah lolos. Dengan berbekal persiapan yang super minimalis, semalam
sebelum tes, saya agak kurang PD hari itu. Ditambah setelah berkenalan dengan
kandidat-kandidat lainnya, hampir semua adalah lulusan luar negeri, 80% dari
mereka adalah para master. Hmmm, jiper deh, meskipun sebenarnya sama-sama
master dan lulusan luar hehe. Pada tahap [4] tersebut, terpanggil 14 kandidat
yang dibagi menjadi 2 shift pagi dan siang. Saya kebetulan mendapat yang pagi
bersama 7 orang lainnya (total 8 orang pagi, 6 sore). 2-3 orang dari kami diberikan studi kasus yang sama tentang analisis
bisnis. Setelah diberi waktu membaca case dan membuat short presentation di se-halaman
kertas A4 (sehalaman loh, bukan selembar, hanya bagian depan saja) selama +/- 1
jam, kami mendapat giliran untuk mempresentasikannya.
Setelah presentasi selesai, kami makan siang
bersama. Ditemani juga dengan pihak HRD (head of recruitmen MT corporate pada
batch kami), beliau mengatakan pengumuman akan diberikan sekitar 1 minggu dari
saat itu. Lolos tidak lolos akan dihubungi. Tidak ada target yang lolos, bisa
semua kandidat lolos untuk tahap berikutnya, tahap [5] Medical Check Up. Satu minggu
berlalu, grup whatsapp teman sesama batch presentasi sudah mulai ribut
menanyakan kabar apakah sudah ada yang dihubungi? Hingga kira-kira lewat 2
minggu ada beberapa teman yang sudah dihubungi dan sudah melaksanakan MCU,
tetapi entah kenapa saya belum kunjung dikabari meskipun sudah lewat 3 minggu.
Mungkin belum rezekinya dapat subsidi susu gratis 20 L setiap bulannya, hehe.
9.
Fonterra Brands Manufacturing Indonesia
Sejujurnya,
salah satu yang saya cari dari benefit bekerja disuatu company, yaa memang
produk dari company itu sendiri. Hehee, siapa coba yang mau nolak diberi asupan
setiap bulan? Apalagi kalua berupa susu. Komoditas yang cukup mahal, wkk. Saya
mendaftar di FBMI sebagai manufacturing analyst. Mereka memang mencari kandidat
S2 untuk mengisi posisi ini. Menurut hasil browsing, Plant FBMI di Indonesia
ini memang sangat baru, tahun 2014, mungkin posisi di setiap jabatannya belum
lengkap.
Setelah
saya mengajukan lamaran via email, 3 hari kemudian saya dihubungi untuk tahapan selanjutnya, yaitu tahap [2] Interview di kantor FBMI CIkarang, lokasi
plant tempat saya akan bekerja jika diterima. Ternyata
yang mewawancari saya bukan HRD saja, justru HRD tidak bertanya banyak, beliau
hanya memfasilitasi pertemuan dengan bagian produksi dan finansial. Kenapa
kedua bidang ini? Karena inti dari aktivitas kerja manufacturing analyst
adalah, menganalisis sejumlah data yang terjadi di lapangan, untuk memperoleh
output berupa rekomendasi perbaikan kerja, peningkatan kualitas, dll demi
tercapainya target revenue perusahaan. Pertanyaan yang diberikan lebih banyak seputar teori yang terkait bidang ini, dan pengalaman kerja, organisasi, seminar, dll.
Singkat
cerita, saya lupa menanyakan kapan akan dikabarkan mengenai tahapan
selanjutnya. Pihak HRD hanya menjelaskan setelah ini, aka nada tahapan [3]
Interview user (bagian manufacturing analyst saat ini), dan tahap [4] negosiasi
take home pay dan tunjangan. Sangat singkat ya prosedurnya?
10. Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
10. Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
Perusahaan ini merupakan perusahaan operator kebandarudaraan untuk operasional Bandar Udara di Kertajati, Majalengka. Perusahaan ini bukan hanya mengoperatori, melainkan merencanakan dari awalnya, mulai dari perencanaan bisnis, site plan, pembangunan, dll. Sama dengan PTDI, saya melamar sebagai lulusan Perencanaan WIlayah dan Kota dan Teknik Industri, tidak ada bagian khusus yang dilamar. Seminggu setelah apply by email, saya ditelfon untuk tes [1] pada tanggal 8 Desember 2015, yaitu Psikotes. Psikotes yang dilakukan juga persis dengan PTDI. Setelah selesai Psikotes ternyata lanjut untuk tes [2] yaitu wawancara HRD sekaligus user. Saya cukup kaget saat itu, karena belum ada persiapan, terlebih ternyata saya diposisikan untuk bagian Strategic Planning, yang sejujurnya saya kurang paham jobdesc-nya hehe. Alhamdulillaah interview berjalan lancar. HRD mengatakan jika diterima, kandidat akan ditraining selama 3 bulan dan diberikan insentif senilai karyawan magang, kemudian jika performa baik akan menjadi calon karyawan selama 6 bulan, baru selanjutnya diangkat menjadi karyawan tetap.
Begitulah pengalaman saya 1 semester terakhir dalam mencari pekerjaan. Diluar yang saya sebutkan diatas, sebenarnya ada beberapa perusahaan juga yang saya apply tapi saya memilih tidak hadir saat proses seleksi pertama, seperti MT Starbucks, PT. Mataram Group, P 'n G. Alasannya bermacam-macam, karena saya sedang lelah dan baru saja putus harapan karena ditolak perusahaan lain, salah satunya hehe.
Buat para Job-Seekers (dan saya sendiri tentunya), Jangan patah semangat karena Allah pasti punya yang terbaik untuk kita. Jujur selama berapa bulan terakhir ini saya mendapat banyak sekali pelajaran, dari mulai pengalaman di tempat magang dan beberapa kali proses rekrutmen di perusahaan-perusahaan yang saya daftarkan yang membuka wawasan bahwa beda banget loh dunia karier dan dunia pendidikan, yang notabene banyak dimaklumi karena masih belajar. Serta hangatnya berkumpul lagi bersama keluarga, setelah lama merantau, dan mungkin sebelum akan merantau lagi untuk waktu yang lebih lama, siapa yang tau, hehe. Satu hal yang bisa saya simpulkan untuk menjadi bekal di kehidupan karier selanjutnya, bahwa di dunia kerja kita harus struggle dibanyak hal, pintar memposisikan diri, dan memaksimalkan potensi diri untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.
Untuk tips lainnya dalam melamar kerja lainnya, paling penting adalah Ngga usah milih-milih, deeh. Apply aja apapun yang menurut kalian menarik, jangan terlalu idealis pengen perusahaan A, B, C. Karena menurut beberapa praktisi perusahaan dan pelaku bisnis yang saya tahu, mereka mengatakan kondisi perekonomian Indonesia makin sulit, sabuk prinsip efisiensi semakin dikencangkan, rekrutmen pegawai diminimalisir, banyak juga perusahaan yang membuka lowongan di job fair sebenarnya hanya untuk melengkapi data base mereka akan orang-orang yang potensial, belum tentu ada lowongan yang dibuka.
Buat para Job-Seekers (dan saya sendiri tentunya), Jangan patah semangat karena Allah pasti punya yang terbaik untuk kita. Jujur selama berapa bulan terakhir ini saya mendapat banyak sekali pelajaran, dari mulai pengalaman di tempat magang dan beberapa kali proses rekrutmen di perusahaan-perusahaan yang saya daftarkan yang membuka wawasan bahwa beda banget loh dunia karier dan dunia pendidikan, yang notabene banyak dimaklumi karena masih belajar. Serta hangatnya berkumpul lagi bersama keluarga, setelah lama merantau, dan mungkin sebelum akan merantau lagi untuk waktu yang lebih lama, siapa yang tau, hehe. Satu hal yang bisa saya simpulkan untuk menjadi bekal di kehidupan karier selanjutnya, bahwa di dunia kerja kita harus struggle dibanyak hal, pintar memposisikan diri, dan memaksimalkan potensi diri untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.
Untuk tips lainnya dalam melamar kerja lainnya, paling penting adalah Ngga usah milih-milih, deeh. Apply aja apapun yang menurut kalian menarik, jangan terlalu idealis pengen perusahaan A, B, C. Karena menurut beberapa praktisi perusahaan dan pelaku bisnis yang saya tahu, mereka mengatakan kondisi perekonomian Indonesia makin sulit, sabuk prinsip efisiensi semakin dikencangkan, rekrutmen pegawai diminimalisir, banyak juga perusahaan yang membuka lowongan di job fair sebenarnya hanya untuk melengkapi data base mereka akan orang-orang yang potensial, belum tentu ada lowongan yang dibuka.
Akhir
kata, Semoga bulan Desember ini adalah bulan terakhir saya menjadi beban
negara, hehe. Insyaa Allah bulan januari 2016 sudah mulai menapaki kehidupan baru menjadi
karyawan. Semoga yang terbaik juga untuk teman-teman yang sedang berjuang. Bismillaah J
silahkan bersambung ke: Part 3 ....
silahkan bersambung ke: Part 3 ....
Komentar