Analogi Jarum Ukur

"Dalam beberapa kasus, jarum ukur  lebih baik untuk selalu tenang berada di tengah sebagai angka nol. Daripada harus bergerak ke kanan atau ke kiri, menuju angka positif dan negatif." (Isnaeni, 2012)
Maksudnya, jarum ukur yang dianalogikan  sebagai sebuah perasaan/ prasangka, sebaiknya tetap berada ditengah dalam posisi netral, tidak beropini apapun. Tidak negatif, tidak juga positif. Prasangka/ perasaan negatif dan prasangka/ perasaan yang terlalu positif jika tidak sesuai dengan kenyataannya selalu akan menyakiti hati yang berprasangka/ berperasaan.  


*quotes random yang terlintas ketika secara spontan menebak sesuatu yang belum jelas kebenarannya

Komentar

Postingan Populer