Tulisan Terakhir Bapak Wamen ESDM yang menggugah hati

Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendakNya terjadi.

Saya biasa tidur jam 20.00 WIB dan bangun jam 02.00 WIB pagi lalu salat malam dan meditasi serta ceragem sekitar 30 menit, lalu buka komputer buat tulisan atau nulis email. Dalam meditasi biasa menyebutkan: 
"Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku. Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendakMu terjadi."


Lalu saya memohon apa yang saya mau... (dan diakhiri dengan mengucap) 

"Terima kasih Tuhan atas karuniaMu."  

Subuh saya salat di masjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pulang pergi sekitar 4 kilometer). Saya menyapa satpam, pembantu dan orang jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak pejabat, pengusaha dan diplomat), sehingga... 

Saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik. Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, jadi kita tidak perlu kuatir. Percayalah... (Widjajono Partowidagdo, 2012)


Sebelum meninggal dunia, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sempat bercerita di mailing list (milis) Ikatan Alumni (IA) ITB. Berikut postingan terakhir Pak Wid, sapaan akrabnya, dalam milis tersebut.  Sumber: Okezone.com --


Baru sekali saya melihat sosoknya disalah satu stasiun TV swasta, kali itu pembahasan mengenai kenaikan BBM. Lokasi acara langsung dari pom bensin MT Haryono, Jakarta Selatan. Kali itu saya baru tahu bahwa Bapak ini Wamen ESDM, perangainya santai dan tidak tinggi hati selayaknya menteri lainnya. Wawancarapun berdiri saat itu di tengah antrian kendaraan yang ingin mengisi pom bensin, tidak duduk di sofa layaknya wawancara biasanya. Saya langsung berpendapat bahwa Bapak ini bersahaja dan sangat rendah hati. Terlihat juga pada pembahasan wawancara kali itu, presenter menyatakan begitu tegas menyalahkan kementerian ESDM saat itu akibat kenaikan harga BBM, namun beliau menjawab dengan santai dan menjelaskan alasan yang mendasari bagaimana kebutuhan negara atas kenaikan tersebut dan bagaimana rencana yang ia usulkan kedepannya. 


Ternyata beliau adalah dosen di Universitas tempat saya menimba ilmu selama ini. Menurut berita yang beredar ia meninggal akibat kondisi fisik yang tidak kuat akibat mendaki Gunung Tambora siang tadi. Semoga beliau diterima disisi-Nya dan jasanya akan selalu dikenang oleh Bangsa Indonesia.

Komentar

Postingan Populer