Sudah Lulus, Lalu?

"Selamat yaa udah luluus dan jadi sarjana!"

Senang , terharu dan bangga kalau diucapkan itu. Sayangnya sekaligus ada perasaan galau sedikit kalau kalimatnya diperpanjang dengan "Habis ini mau kemanaa?" atau "Udah dapet kerja dimana niih?"  Kalau ditanya menyesal atau nggak nge-drop Fast Track untuk lanjut S2 di semester lalu kayaknya nggak se-menyesal itu juga, tetap percaya kalau Allah pasti akan menyiapkan rencana terbaik bagi mereka yang Ikhlas dan bekerja keras, Insya Allah, Ia punya rencana lain yang lebih baik daripada saya melanjutkan Fast Track.

You've responsible for the choices you made. Sudah mengundurkan diri dari Fast Track berarti harus mengejar mimpi yang lain yaitu mendapat pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang diinginkan (dan kembali ke mimpi awal yaitu bekerja untuk menabung dan menjadi modal untuk berbisnis). Ya, sesuai bidang yang diinginkan, tapi apa bidang yang saya inginkan saat ini? Lagi-lagi masih belum jelas minatnya dimana.
Apply multinational company? Sudah. Mencoba beberapa kali untuk peluang menjadi Management Trainee. Tapi beberapa kali hanya sampai tahap ketiga;
Menjadi pegawai kontrak di konsultan Perencanaan? pikir-pikir ulang dulu deh;
Cobain jadi pegawai kontrak di BUMN atau jadi CPNS? awalnya ideologi besar saya menolak, tapi dipikir-pikir lagi boleh dicoba, siapa tahu dapat kesempatan S2 di luar negeri :D


Huftt, ini toh yang namanya galau mencari pekerjaan. Pantas kakak saya selalu berpesan "Cari kerja dek dari sekarang, jangan nunggu lulus. Bisa stress kamu dari tadinya sibuk kuliah trus kelamaan nganggur gak ada yang dikerjain." 
Banyak juga yang berkata "Kehidupan sebenarnya dimulai setelah kelulusan. Karena sebenarnya kewajiban orangtua yaa membayarkan hanya sebatas S1. Selanjutnya usahalah."

NB: Bagi yang membaca mohon di-Amin-kan yaa "Ya Allah semoga Debby cepat mendapat pekerjaan yang sesuai dengan yang dibutuhkan, amiiin" :)
**padahal ini baru seminggu setelah dinyatakan lulus, tapi ternyata galau pekerjaan sudah melanda :P