Hobi, Bakat Terpendam atau Sekedar Euforia Sesaat?

Sedari kecil setiap diminta menulis biodata dan ketika ditanya orang lain mengenai hobi saya, Saya selalu menjawab renang. Entah mengapa saya selalu menjawab kata tersebut, padahal saat itu sepertinya saya belum bisa berenang, bahkan sampai sekarangpun kemampuan saya biasa saja. Mungkin karena ini adalah kegiatan yang cukup sering saya dan keluarga lakukan setiap hari libur. Selain itu juga karena olahraga ini fun dan tidak membuat berkeringat.
Ketika SD, saya memiliki hobi olahraga lain, yaitu permainan kasti. Saya dipercaya oleh teman-teman dan guru untuk selalu mengikuti  classmeeting (lomba antar kelas). Namun selama di SMP dan SMA. kesenangan akan olahraga mulai berkurang. Karena saya melihat banyak teman-teman yang memiliki kemampuan lebih dari saya, mereka bergabung dalam club olahraga khusus sedangkan saya mendaftar saja belum pernah. Karena itu, saya sering merasa rendah diri sebelum mencoba untuk bermain. Akhirnya saya selama ini hanya olahraga bersama keluarga, seperti badminton. lari, renang dan basket Dan olahraga wajib sekolah tentunya. Yang mengajari tentu saja bukan pelatih yang handal, melainkan ayah saya sendiri. Kebetulan mereka memang gemar berolahraga. Itulah yang membuat saya hanya bisa 'bermain', tanpa tahu peraturan yang berlaku :P

Jujur, sebenarnya dari dulu, saya ingin mengikuti kejuaraan yang membela nama sekolah. Namun belum ada kesempatan yang memperbolehkan saya untuk ikut berpartisipasi. Kembali lagi pada sifat rendah diri dengan teman-teman yang lebih hebat. Satu hal lain yang membuat saya belum diberikan kesempatan tersebut, karena saya tidak terlalu suka dengan rutinitas. Saya sering merasa bosan ketika mengikuti kegiatan latihan yang rutin. Padahal saya sadar, dalam hal apapun latihan itu penting! Contohnya semester satu lalu, saya bergabung dengan unit capoeira Quizumba ITB, namun karena latihan yang terlalu sering 3-4 kali seminggu, membuat saya mundur setelah pelantikan usai.

Fyi, Actually i have a big dream to have a medal fom swimming championship. Sampai empat hari yang lalu mimpi itu masih ada. Namun, sekarang saya berpikir kembali. Darimana saya bisa menang kalau saya tidak berlatih? Awal semester tiga, semangat saya menggebu-gebu mengikuti unit kegiatan renang, URPA ITB. Saya yakin pada diri saya sendiri kalau saya bisa!. Tapi apa boleh buat, mungkin Allah belum membuka jalan tersebut, karena selama 2 bulan latihan rutin saya baru datang satu kali. Bukan karena malas, tapi tuntutan lain karena saya hjarus mengikuti swastika untuk menjadi anggota biasa HMP. Latihan dilaksanakan setiap hari Sabtu, jam 7 pagi. Dan itu selalu bentrok dengan jadwal swastika. Sehingga sampai hari Jumat lalu, 18 Desember 2009 saat pelantikan URPA saya memutuskan untuk tidak lanjut, menyerah sebelum berperang, karena alasan takut pem-bully-an dan karena ada sistem ranking dari keaktifan dan absensi kedatangan yang menjadikan referensi bagi kami para calon URPA boleh dilantik atau tidak (dalam pertimbangan atau konsekuensi).

Sebenarnya bukan hal tersebut diatas yang ingin saya ceritakan, itu hanya sekedar prolog :). Yang ingin saya ceritakan saat ini adalah terjadinya perubahan pada diri saya  yang saya rasakan belakangan ini. Dimana saya dapat menghilangkan semua ketakutan yang paling sering saya rasakan ketika tampil didepan umum. Entah karena usia yang semakin dewasa atau karena pengalaman yang mengajarkan banyak hal pada saya untuk semakin berani tampil di depan banyak orang.
Perubahan ini saya rasakan pertama kali saat maju ke depan kelas untuk presentasi. Biasanya saya gemetar saat maju sendirian ke depan kelas, walaupun satu kelas tersebut adalah teman yang saya kenal dekat. Selain itu, saya juga merasakan perubahan pada saat bermain tenis meja di Home Tournament HMP. Jujur, itu adalah permainan saya kedua kalinya seumur hidup. Berawal dari keisengan mengacungkan tangan saat ditanya teman saya, "Siapa yang mau main pingpong? Kurang orang nih!" dan saya segera menjawab "Gue, gueee!" tanpa berpikir bahwa saya total tidak bisa memainkannya. Anggapan saya, hanya sekedar partisipasi ikut pertandingan sebagai sindrom euforia baru masuk himpunan.
Teman-teman bersorak menyemangati dengan nyangyian kebangsaan mereka, bully rampampam. Entah itu menyemangati atau justru mem-bully tapi saya tidak peduli. Karena dari lagu itu keberanian saya justru muncul, walaupun hasilnya kekalahan :)
Pertandingan kedua yang saya ikuti adalah badminton, saya sudah mencoba berlatih dan bermain dalam ganda campuran dengan baik. Tapi mungkin memang belum saatnya untuk menang. Fyi, That's my first sport tournament i've been done in my life! Yeah, i am happy for it! I was proud with my self, again.

Klimaks kesenangan saya adalah saatbermain futsal kemarin, 21 Desember 2009. Yeah, lagi-lagi itu pertandingan futsal pertama saya! Berawal dari paksaan (ajakan berlebih) dari kedua teman saya untuk ikut bermain sebagai cadangan, karena saat itu pemain kelas kami memang kurang. Sayapun datang ke saraga dan mencoba bermain. Sebelumnya, kami diminta untuk pemanasan dan berlatuh sebentar. Saat itu saya merasa  deg-degan, takut tidak bisa mengoper bola ke teman lainnya. Namun saat bermain saya tidak melihat orang yang membawa bola, yang saya perhatikan hanya bolanya. bagaimana bola itu saya rebut, giring dan oper ke teman lain. Sampai menabrak dan menerobos seniorpun saya lakukan :P,

Semangat bermain saya membuat saya puas malam kemarin. Karena begitu saya keluar dari lapangan, ada senior yang memanggil. "Debby, mainnya bagus, anak bola ya? sering main nih kayaknya". Waaw, saya sangat terkejut sekaligus senang. Bayangkan ini adalah permainan perdana lho! Dan saya menjawab "Enggak kak, pertama kali kok". Dan beliau menjawab lagi "Wah bagus tuh, kembangin aja, sering-sering latihan yaa!" Sayapun hanya membalas dengan tertawa.
Permainan yang kedua juga saya ikuti, saya memang merasa on-fire malam itu. Dan kedua kalinya saya dipanggil senior dan beliau menanyakan nama dan langsung mengajak saya bergabung di Persatuan Sepakbola ITB!
Tidak terbayang perasaan saya saat itu, bangga, senang dan puas dengan permainan tim kami kemarin. Thanks for coach, team, Planologi 2008, HMP and All! I'll be better in the next tournament! hahaaa :D

Komentar

Unknown mengatakan…
Ada satu hal yang tiba2 lo jago atau tiba2 bakat lo tuh muncul..... inget CUMA SATU, yaitu "LO NGELAKUIN APA YANG LO LAKUIN ITU DENGAN SENANG HATI DAN GEMBIRA, LO MASIH MERASA BODOH TAPI LO MASIH PENGEN BISA JADI YANG TERBAIK"

Semangat ya....
coba baca postingan blog gw yang baru deh....

nih link nya:

http://fikrifarobi.blogspot.com/2009/12/ceramah-luar-biasa-dari-pendiri-pixar.html
Debby Rahmi Isnaeni mengatakan…
okey fik, makasii.
gue kan dengerin petuah lo kemarin sebelum dan sesudah main hahaa
Debby Rahmi Isnaeni mengatakan…
setelah gue baca lagi post yang ini, kayaknya susunan ceritanya kurang singkron dan ga nyambung juga sama judulnya.
ya gak sih? *pertanda harus terus belajar
Adhamaski Pangeran mengatakan…
gile debby! harusnya kemaren pas swastika ditanya tujuan masuk HMP, lo jawab,"saya mau jadi atlet HMP kan", gokil dah! hahahahha, semangat terus ya deb! ^^
Debby Rahmi Isnaeni mengatakan…
iya ya dams, gue nyesel baru kepikiran sekarang hahaa

Postingan Populer